Peningkatan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Penerapan Sistem Rantai Dingin (Cold Chain System) Untuk Daging

semangat Pemerintah dalam upaya mencapai ketahanan dan kemandirian pangan khususnya produk pangan hewani di Indonesia

 

Peningkatan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Penerapan Sistem Rantai Dingin (Cold Chain System) Untuk Daging


Produk hewan merupakan salah satu sumber pangan yang kaya akan protein yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang sehat dan cerdas. Namun demikian, produk pangan asal hewan merupakan salah satu produk yang dikategorikan sebagai produk yang mudah rusak (perishable food) dan berpotensi membawa bahaya bagi kesehatan konsumen (potentially hazardous). 

Organisasi kesehatan hewan internasional (OIE) dan FAO menyebutkan setidaknya ada sekitar 250 jenis penyakit di hewan yang dapat ditularkan melalui konsumsi pangan asal hewan baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Untuk itu Syamsul Ma’arif Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mengatakan, produk pangan asal hewan selain harus dipikirkan ketersediaanya, juga harus ditangani dengan baik untuk dapat menjadi bermanfaat dan terjamin sehat dan aman untuk dikonsumsi.

“Hal ini sejalan dengan semangat Pemerintah dalam upaya mencapai ketahanan dan kemandirian pangan khususnya produk pangan hewani di Indonesia,” kata Syamsul Ma’arif saat Seminar Nasional “Cold Chain System Menjadikan daging Beku yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk dikonsumsi Masyarakat” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 29 Maret 2018, di Bogor. Hadir juga dalam acara Seminar tersebut Wakil Walikota Bogor, perwakilan dari Kementerian Perdagangan, asosiasi pelaku usaha, forum penggerak PKK, dan Dinas Daerah. 

Pada kesempatan tersebut Syamsul Ma’arif menyebutkan, kebutuhan konsumsi produk hewan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan masyarakat, sehingga menjadi tanggungjawab pemerintah dan pelaku usaha untuk dapat menjamin ketersediaan pasokan dan distribusi produk secara nasional. 

Ia jelaskan, mengingat wilayah produksi di Indonesia yang terkonsentrasi di wilayah Jawa, sehingga diperlukan intervensi agar produk hewan yang diedarkan terjaga kualitas dan keamananannya (food safety). “Dari mulai tempat produksi sampai dengan siap dikonsumsi oleh masyarakat (farm to table) harus dijaga keamanannya,” tandasnya. 

Menurutnya, pemerintah saat ini terus berupaya mendorong kesadaran stakeholders terkait untuk terus mendukung agar penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) dalam penyediaan produk hewan dapat secara berkelanjutan diterapkan. “Cold Chain System ini tentunya juga untuk menjaga pasokan daging agar tetap stabil secara nasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia sampaikan, Ditjen PKH pada tahun 2014 telah melakukan kajian Food Security Program kerjasama dengan Pemerintah Belanda. Kajian tersebut juga dilakukan bekerjasama dengan para ahli di Perguruan Tinggi untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat menjadi kunci dalam penerapan sistem rantai dingin produk hewan, khusus untuk produk unggas potong yang dibutuhkan di wilayah DKI Jakarta. Hal ini juga dalam rangka untuk mendukung penerapan Perda Pemprov DKI No. 4 tahun 2007 terkait dengan pelarangan pemotongan unggas di daerah pemukiman. 

Syamsul menyebutkan, dari hasil kajian tersebut diidentifikasi bahwa pilihan masyarakat pada umumnya belum menuntut ke arah produk yang aman sebagai pilihan utama. “Beberapa orang masih berfikir bahwa harga dan kemudahan akses dalam memperoleh produk merupakan motif dalam membeli produk daging unggas. 

Pada umumnya masyarakat di DKI jakarta berpendapat bahwa produk beku memiliki kualitas yang tidak sebaik dengan produk segar. “Selama ini masyarakat sering salah mengartikan jika daging segar lebih terjamin kualitasnya daripada daging beku, padahal jika daging segar tersebut tidak segara diolah, maka berpotensi besar terjadinya kontaminasi mikroba yang membuat daging menjadi tidak sehat dan aman,” kata Syamsul Ma’arif. 

Lebih lanjut ia jelaskan, secara mikrobiologis, bakteri akan tumbuh baik pada suhu ruang dan berkembang menjadi dua kalinya setiap 20 menit. Untuk itu Syamsul berpendapat, kampanye kepada masyarakat sangat diperlukan secara konsisten agar masyarakat dapat menerima daging beku/dingin untuk dikonsumsi, sehingga mereka memperoleh haknya dalam memperoleh pangan yang aman dan sehat. 

Syamsul Ma’arif juga menjelaskan, saat ini pemerintah terus melakukan upaya penyeimbangan supply-demand pangan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Daging dan Telur Ayam Ras, dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2018 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 59/M-Dag/Per/8/2016 Tentang Ketentuan Ekspor Dan Impor Hewan Dan Produk Hewan.   

Ia menyebutkan, kedua regulasi tersebut mengatur tentang penerapan rantai dingin sebagai penanganan pasca panen daging sapi maupun daging ayam ras yang di dalamnya termasuk penggunaan cold storage. “Penyimpanan daging dalam bentuk beku diharapkan dapat menjadi buffer stock untuk menyeimbangkan supply demand daging,” tukasnya.

“Kami berharap ada harmonisasi kesepahaman pada semua pihak, baik Pemerintah (terkait motivasi keamanan & stabilitas), Konsumen (terkait harga dan kemudahan akses/ketersediaan), dan Pelaku Usaha (terkait kepastian usaha), sehingga strategi pendekatan dengan melibatkan semua sektor dapat lebih efektif mendukung upaya tersebut,” pungkasnya.



Adanya Peningkatan Penggunaan Cold Storage

Cold storage merupakan sebuah ruangan yang dirancang khusus dengan kondisi suhu tertentu yang mempunyai fungsi utama untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan nelayan dengan cara : membekukan ikan hasil tangkapan nelayan, menyimpan ikan yang telah dibekukan.  Keseluruhan tahapan kegiatan tersebut dilakukan dalam serangkaian proses higienis.


Ruang pendingin yang dimiliki terdiri dari : Air Blast Freezer (Ruang Pembeku Cepat) yaitu sebuah ruangan dengan suhu yang dapat dikendalikan sehingga mencapai -35°C - -40°C dengan kecepatan udara  minimal 3m/detik. Sehingga produk dapat di bekukan dengan suhu internal -18°C dalam waktu 8 jam, kapasitas ABF yang dimiliki 12 ton. Cold Storage Freezer (Gudang Beku)yaitu sebuah gudang penyimpanan produk beku dengan suhu dapat mencapai -18°C - 25°C.Produk yang akan disimpan dalam gudang beku harus dalam keadaan beku dengan suhu maksimal -18°C dengan kapasitas 100 ton. 


Pemanfaatan fasilitas cold storage mengalami peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya, dari kisaran 10.000 – 15.000 kg per bulan hingga saat ini mencapai 27.851,67 kg. Hal ini dikarenakan hasil tangkapan nelayan PPN Kwandang khususnya kapal Hand line jenis ikan Cakalang langsung di proses di cold storage. Jenis produk yang ada saat ini yaitu gurita, cakalang dan kuwe. 


Tahapan kegiatan terdiri dari : penerimaan bahan baku, penimbangan bahan baku, perendaman, Grading dan sortir, penimbangan setelah kegiatan proses, penataan ikan dalam pan/tray,pembekuan ikan di ABF, packing ikan beku, dan penyimpanan ikan beku di coldstorage.  Jenis ikan yang di bekukan berdasarkan jenis jenis bahan baku yang dimasukkan oleh pengguna jasa. Adapun tarif PNBP yang dikenakan dihitung berdasarkan jumlah produk dan lama penyimpanan.


Sumber: https://kkp.go.id/djpt/ppnkwandang/artikel/26458-pemanfaatan-cold-storage



KOMENTAR

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia
Gamma AI | Make presentation more easier
Nama

1991,2,1997,1,1998,3,2000,1,2001,1,2003,1,2009,1,2010,1,2013,2,2015,1,Almamater,16,Anggota,14,Berita,130,Bonding,23,Database,4,Duka,9,Electrical,2,Events,37,GoGreen,10,iNspiRA,9,Islami,20,Jasmani,9,Karir,19,keluarga,13,Laporan,4,Mapan,2,Mechanical,2,Pendidikan,16,Refrigerant,9,RHVAC,30,Rohani,12,Seminar,6,Suka,6,Works,38,
ltr
item
IKARA | Ikatan Alumni Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung: Peningkatan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Penerapan Sistem Rantai Dingin (Cold Chain System) Untuk Daging
Peningkatan Ketahanan Pangan Indonesia Melalui Penerapan Sistem Rantai Dingin (Cold Chain System) Untuk Daging
semangat Pemerintah dalam upaya mencapai ketahanan dan kemandirian pangan khususnya produk pangan hewani di Indonesia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheCi0oSq9wBIAJVU6LlBU96R9PzJM9yA3J9FVgT73xX0l9JpTr8j3nV1QUV1nh9RcXAWyClboN0hD8QmtikX-uqBPEj9WWAKQpmmdGFkm9vBHt2aKeQ5ttOqdZUQwdDDgaym844063pqCgFVFflCYGdSsDnldgw2CbhhC2pEI1dcBX5aF0TNSgWTzDzA/w320-h240/Peningkatan%20Ketahanan%20Pangan%20Indonesia%20Melalui%20Penerapan%20Sistem%20Rantai%20Dingin%20(Cold%20Chain%20System)%20Untuk%20Daging.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheCi0oSq9wBIAJVU6LlBU96R9PzJM9yA3J9FVgT73xX0l9JpTr8j3nV1QUV1nh9RcXAWyClboN0hD8QmtikX-uqBPEj9WWAKQpmmdGFkm9vBHt2aKeQ5ttOqdZUQwdDDgaym844063pqCgFVFflCYGdSsDnldgw2CbhhC2pEI1dcBX5aF0TNSgWTzDzA/s72-w320-c-h240/Peningkatan%20Ketahanan%20Pangan%20Indonesia%20Melalui%20Penerapan%20Sistem%20Rantai%20Dingin%20(Cold%20Chain%20System)%20Untuk%20Daging.jpg
IKARA | Ikatan Alumni Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung
https://www.ikara.or.id/2019/09/peningkatan-ketahanan-pangan-indonesia.html
https://www.ikara.or.id/
http://www.ikara.or.id/
http://www.ikara.or.id/2019/09/peningkatan-ketahanan-pangan-indonesia.html
true
1737064591611106676
UTF-8
Loaded All Posts Konten tidak ditemukan. LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Hapus By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARSIP SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Kembali Keawal Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content